Diiringi dengan usaha
yang maksimal serta tujuan yang pasti, akan menjadi suatu hal yang mengejutkan
apabila hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang, di mana kesepakatan yang
mutual (saling menguntungkan) bukanlah sesuatu yang sulit.berbicara mengenai
bisnis pulsa elektrik, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu soft
bargaining, hard bargaining dan principled negotiation.
Soft bargaining
Soft bargaining
melibatkan bentuk bisnis pulsa elektrik yang menitikberatkan pada posisi
(menang/kalah), dibandingkan kepentingan dari diadakannya bisnis pulsa elektrik
itu sendiri. Akan tetapi, untuk menghindari satu chip tanpa perlu ganti nomor-satu
chip tanpa perlu ganti nomor yang kerap muncul dalam penjual pulsa elektrik
yang melibatkan posisi, para distributor pulsa akan melakukan pendekatan ”soft”
seperti memperlakukan voucher pulsa bicaranya sebagai teman, mencari
kesepakatan dengan harga apapun, dan menawarkan sebuah hasil penjual pulsa elektrik
atas dasar penciptaan hubungan yang baik dengan voucher pulsa bicara.
Para pelaku bisnis
pulsa elektrik yang melakukan pendekatan dengan cara seperti berikut akan
mempercayai voucher pulsa bicaranya, dan akan bersikap terbuka dan jujur
mengenai prinsip-prinsip dasar atau alasan mendasar yang mereka miliki mengenai
penjual pulsa elektrik tersebut kepada voucher pulsa bicara mereka.
Hal ini akan
membuat mereka menjadi rentan bagi para ”hard bargainers” yang akan bertindak
secara kompetitif dengan menawarkan hanya beberapa pilihan saja yang
benar-benar sesuai dengan alasan mendasar mereka, bahkan melakukan ancaman.
Dalam sebuah penjual pulsa elektrik yang melibatkan penjual pulsa elektrik
keras dan lembut, maka akan kita temui bahwa penjual pulsa elektrik keras
hampir selalu tampil dengan kesepatakan yang lebih baik secara mendasar.
Hard bargaining
Sebagaimana yang sudah
diutarakan pada bagian soft bargaining, hard bargaining juga menitikberatkan
pada posisi dibanding kepentingan dari penjual pulsa elektrik yang terjadi.
Distributor pulsa dengan pendekatan semacam ini sangatlah bersifat kompetitif,
dengan melihat kemenangan sebagai satu-satunya tujuan akhir. Bagi beberapa
orang pakar, penjual pulsa elektrik-penjual pulsa elektrik keras ini memadang voucher
pulsa bicara mereka sebagai saingan.
Mereka tidak mempercayai voucher pulsa
bicara mereka dan berusaha untuk bermain secerdik mungkin untuk mencoba
mendapatkan keuntungan maksimal dalam bisnis pulsa elektrik. Sebagai contoh,
mereka akan tetap berpegang teguh dengan posisi awal mereka, atau tawaran
pertama mereka, menolak untuk melakukan perubahan.
Mereka mencoba untuk
mengecoh voucher pulsa bicara mereka khususnya terhadap alasan mereka (soft
bargainers) datang ke penjual pulsa elektrik tersebut dan menuntut keuntungan
sepihak dalam pencapaian kesepakatan.
Mereka akan
memberlakukan trik dan tekanan dalam usaha mereka untuk menang pada sesuatu
yang mereka anggap sebagai sebuah kontes kemauan.
Bilamana mereka
berhadapan dengan penjual pulsa elektrik lunak, maka para penjual pulsa
elektrik keras ini cenderung untuk selalu menang. Lain halnya jika berhadapan
dengan penjual pulsa elektrik keras lainnya, kemungkinan tidak tercapai kata
sepakat sama sekali (no outcome).
Principled negosiation
Principled negotiation
adalah nama yang diberikan untuk pendekatan yang berbasiskan pada kepentingan
yang tertulis di dalam sebuah buku, Getting to Yes, yang pertama kali
diluncurkan pada tahun 1981 oleh Roger Fisher dan William Ury. Dalam buku
tersebut tertulis empat dasar dalam bisnis pulsa elektrik:
- Pisahkan antara pelaku
dengan satu chip tanpa perlu ganti nomor;
- Fokus pada kepentingan,
bukan posisi;
- Ciptakan pilihan untuk
hasil yang mutual;
- Tekankan pada kriteria
yang bersifat objektif.
Memisahkan pelaku dari satu
chip tanpa perlu ganti nomor berarti meniadakan hal-hal yang berhubungan dengan
satu chip tanpa perlu ganti nomor personal dari isu inti, dan bila memang ingin
dibicarakan, sebaiknya dibicarakan secara independen.
Satu chip tanpa perlu
ganti nomor personal/orang umumnya akan melibatkan satu chip tanpa perlu ganti
nomor yang berkaitan dengan persepsi, emosi dan transaksi. Persepsi adalah
sesuatu yang penting karena hal tersebut membantu dalam pendefinisian satu chip
tanpa perlu ganti nomor serta solusinya.
Bilamana terdapat kenyataan yang
sifatnya objektif dan kenyataan tersebut diinterpretasikan secara berbeda oleh
orang-orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula, pada akhirnya kata
sepakat akan sulit tercapai. Satu chip tanpa perlu ganti nomor personal juga
terkait dengan kesulitan-kesulitan emosi ketakutan, kemarahan, ketidakpercayaan
dan keresahan sebagai contohnya.
Bilamana emosi-emosi ini dilibatkan di dalam penjual
pulsa elektrik, maka kata sepakat akan semakin sulit tercapai.
Satu chip tanpa perlu
ganti nomor di dalam transaksi juga dapat dikategorikan sebagai satu chip tanpa
perlu ganti nomor personal. Ada tiga macam satu chip tanpa perlu ganti nomor
transaksi yang mungkin terdapat di dalam sebuah penjual pulsa elektrik.
Para pelaku penjual
pulsa elektrik mungkin tidak berbicara satu dengan yang lainnya.
Komentar-komentar mereka secara formal ditujukan
kepada voucher pulsa
bicara mereka, akan tetapi sebenarnya mereka sedang membicarakan pihak lain
diluar pelaku penjual pulsa elektrik yang hadir pada saat itu.
Satu chip tanpa perlu
ganti nomor timbul deposit pulsa di antara kelompok tidak saling mendengar.
Seharusnya mereka mendengarkan secara menyeluruh terhadap apa yang dibicarakan,
malahan mereka merencanakan respons masing-masing.
Para mitra kelompok
masing-masing saling berbicara satu dengan lainnya, sehingga kesalahpahaman dan
salah interpretasi mungkin saja terjadi.
Bisnis pulsa elektrik
terhadap kepentingan berarti bisnis pulsa elektrik mengenai hal-hal yang
benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh orang-orang, bukan apa yang mereka
katakan mereka ingin-kan atau butuhkan. Sering kali, kedua hal tersebut
tidaklah sama.
Orang-orang cenderung untuk mengambil sikap yang ekstrim yang
dibuat untuk melakukan tindakan balasan untuk voucher pulsa bicara mereka. Jika
mereka ditanya mengapa mereka mengambil sikap demikian, maka alasan utama mereka
adalah bahwa sesungguhnya keinginan mereka yang sebenar-benarnya adalah
kompatibel, bukan mutually exclusive.
Dengan berfokus pada
kepentingan, para pelaku penjual pulsa elektrik akan dapat dengan mudah
memenuhi prinsip dasar yang ketiga yaitu, menciptakan pilihan yang bersifat
mutual. Hal ini berarti bahwa para distributor pulsa seharusnya berusaha untuk
mendapatkan solusi-solusi baru untuk satu chip tanpa perlu ganti nomor yang
dibicarakan dan membuat kedua pihak untuk menang, bukan berusaha menang, dan
lainnya harus kalah.
Prinsip yang keempat yaitu menekankan pada kriteria yang
objektif. Meskipun tidak tersedia secara gamblang, tapi hal tersebut dapat
dicari. Hal ini akan sangat memudahkan proses bisnis pulsa elektrik. Jika
sebuah serikat dan manajemen berusaha/berjuang atas sebuah kontrak, mereka
dapat melihat apa yang disetujui atau dilakukan oleh distributor pulsa serupa
di luar sana sebagai kriteria objektif mereka.